Langsa | Kepala Dinas Pangan Pertanian Kelautan dan Perikanan (DPPKP) Kota Langsa Rudi Selamat, SP, didampingi Ir. Rosmala Dewi, Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura beserta Rosmiati Kasi Infrastruktur dan Teknologi Pertanian langsung meninjau lokasi bantuan sumur bor dangkal yang diberikan kepada kelompok tani yang ada di Gampong Paya Bujuk Beuramoe, Kecamatan Langsa Barat, Kamis, (16/01), Sekira Pukul 16.00 WIB.
Maksud kedatangan kali ini untuk melakukan pengecekan dan memastikan langsung kondisi Sumur bor di desa tersebut benar-benar berfungsi dengan baik atau tidak, untuk menghindari kisruh di tengah masyarakat seperti yang diberitakan di beberapa media online belakangan ini.
Kepala Dinas DPPKP Kota Langsa juga menyayangkan statment Geuchik Paya Bujok Beuramo yang menilai bahwa Dinas terkait lamban dalam menindaklanjuti keluhan masyarakat.
“Bahwasanya dirinya (Geuchik) sudah melapor ke Dinas Pertanian dan belum ada tindakan apa-apa terhadap sumur bor tersebut. Padahal pihak DPPKP pada Minggu (12/01) sudah turun kelapangan terlebih dahulu untuk melakukan perbaikan sumur bor tersebut,” jelasnya.
“Jadi jangan ada kesan menambah kekisruhan,” tegas Rudi.
Terkait tidak maksimalnya pemanfaatan sumur bor dangkal akibat air yang keluar tidak sesuai harapan, pihak DPPKP akan melakukan perbaikan secepatnya sehingga bisa membantu masyarakat mengatasi kekeringan.
Di Desa Paya Bujok Beuramo sendiri terdapat 11 sumur bor dangkal yang di buat, sebagian air yang keluar memang tidak terlalu besar.
“Kita sudah upayakan mencari titik-titik lokasi yang ada sumber airnya, rata-rata semuanya air yang keluar kecil, karena sumur yang menggunakan borek saja airnya tidak maksimal, apalagi sumur bor air dangkal,” jelas Ketua Kelompok Tani Bungong Desa Yusuf dan beberapa petani lainnya di lokasi.
Salah seorang petani Dzarkasih mengakui saat proyek tersebut mulai dikerjakan, sudah beberapa kali mencari titik sumber air, namun setelah berkali-kali mencari titik dan membuat sumur bor hasilnya tetap tidak maksimal.
“Saya sudah maklum dan tidak jadi masalah, disini memang sumber air susah,” katanya.
Efendi, petani lainnya, juga mengaku sumur bor yang ada di areal sawahnya juga sama sekali tidak mengeluarkan air karena pipa penghisap menurutnya terlalu pendek.
Menyambut keluhan petani, Rudi berjanji akan segera melakukan perbaikan dan meminta kepada Kabid dan Kasi agar besok memanggil petugas sumur bor agar melakukan pengecekan kembali secara menyeluruh agar bisa mengatasi keluhan warga.
“Besok kita perbaiki kembali sampai airnya keluar, karena proyek tersebut masih dalam pemeliharaan, jadi mana yang perlu diperbaiki, kita akan perbaiki,” jelas Kepala DPPKP.
“Saya akan minta PPK, PPTK, serta para Tukang sumur bor mengecek kembali seluruh desa penerima bantuan sumur bor, sehingga tidak ada masalah di petani,” tegasnya.
Tidak maksimalnya sumber air dibeberapa titik sumur bor yang dibangun membuat petani lebih memilih memompa air dari parit yang ada disekitar persawahan.
Para petani mengaku, kalau biaya bahan bakar mesin akan lebih besar jika menarik air dari sumur bor dibandingkan menarik air dari parit. Meskipun kondisi tersebut tentunya memberikan kesan bahwa sumur bor yang dibangun sia-sia. (Jefry Boy Isny)
Discussion about this post