Aceh Tamiang | ‘Kocek’ terdiam dipojok ruangan kedai kopi tempat dia biasa mangkal, diseputaran Kedai Besi, kecamatan Karang Baru, kabupaten Aceh Tamiang, sambil nyerput kopi pahit kegemarannya.
Kocek menanti teman akrabnya ‘Kulok’. Sudah dua jam Kocek nongkrong, dan kopi sudah dua gelas dilahapnya. Namun Kulok juga belum juga menyatroninya. “ada apa gerangan”, gumamnya dalam hati.
Rasa gelisah Kocek tak terbendung, manakala jarum jam sudah menunjukkan pukul 12:45 wib memasuki waktu zuhur dan makan siang. Kopi belum dibayar, sebab Kocek menanti Kulok berharap ada yang bayar kopi yang diminumnya.
Ada rasa heran dibenak Kocek, tak seperti biasa Kulok seperti ini, sebaliknya, malah Kulok yang lebih dulu hadir dikedai kopi favourite mereka ini, “ada apa ya”, tanya Kocek dalam hati.
Tak lama Kocek bergumam dalam hati, Kulok pun tiba dengan tergopoh gopoh tak seperti biasanya santai, “hai Cek udah lamo keeh, menanti ambee”, tanya Kulok, “Adelah dua jem lebeh, adee manye keh gerangan Lok?”.
Lalu Kulok duduk dan memesan kopi dingin, “cubee ceritee keuh ke aku Lok, adee manyee sebenarnye nie”, tanya Kocek dengan bahasa melayunya yang krntal. Tanpa ba…bi…bu Kulok pun menjelaskan kenapa dia datang terlambat.
Keterlambatan Kulok sangat beralasan, sebagai Timses H Mursil pada Pemilukada dua tahun silam banyak kalangan yang mengkritisi berbagai kebijakan sang Bupati dianggap ‘Ambigu’, rupanya Kulok diajak rapat, terkait banyak janji janji bupati Mursil yang tidak dipenuhi nya.
“Sebenarnya aku takut Cek, berbicara ini, sebab takutnya nanti aku di ‘deep’ ndak dipakai lagi tapi aku percaya Cek sama engkau ni, janji ya jangan disebarkan”, pinta Kulok.
Berceritalah Kulok tentang janji Mursil yang mendasar masuk dalam visi dan misinya saat sebelum Mursil menang dan menjabat sebagai Bupati Aceh Tamiang periode 2017 – 2022 mendatang.
Kulok memaparkan secara detail, per item janji muluk bupati Mursil. Kepada rakyat Tamiang saat beliau berkampanye, dua tahun lalu.
Raskin Ganti ke Ramos
Janji grassroots Mursil kepada rakyat Aceh Tamiang sampai saat ini belum juga terpenuhi, padahal janji itu adalah satu strategi mendulang suara untuk memenangkan dirinya untuk menjadi bupati Aceh Tamiang.
Didepan publik Mursil mengatakan hal itu, dirinya berjanji akan menggantikan Raskin menjadi Ramos untuk masyarakat Aceh Tamiang. “apalah janji janji saja, realisasi tak ada, masyarakat muak dengan janji politik kotor seperti itu”, sambung Kocek.
Subsidi Harga Karet dan Kelapa Sawit
Kulok melanjutkan paparannya, sampai hari ini, masyarakat sudah membongkar kebun karetnya dengan menanam komoditi lain, sebab kata Kulok, harga karet makin terpuruk dan sangat tidak menjanjikan.
Apalagi mengingat janji subsidi dari Mursil hanya klise dan retorika politik belaka. Tak ada perubahan kemajuan income percapita penduduk Aceh Tamiang dari sektor ini.
Kulok, merasa resah jika sipil soviety menggelar pemerintahan jalanan, selama dua tahun Mursil menjabat 5 kali berbagai elemen melakukan demo, menuntut atas janji janji politik Mursil, yang dianggap isapan jempol belaka.
Membuka Lapangan Kerja
“Aduuuuh…banyak sekali ‘Nokhtah Hitam’nya orang nomor satu Aceh Tamiang ini”, sebut Kulok. Sembari melanjutkan hasil rapat nya dengan timses pagi tadi.
Membuka lapangan kerja hanya ungkapan belaka, tanpa bukti. Malah sebalik meningkatkan pengangguran, salah satu contoh sebut Kulok, pasar taman terbuka belakang alun alun kantor bupati, yang biasa dibuka sampai pukul 22:00 wib, harus tutup pada pukul 18:00 wib, dengan alasan tempat itu dijadikan ajang maksiat.
“inikan salah kaprah, sebab tempatnya terbuka, yang berada di ruang terbuka hijau alun alun belajang kantor bupati, bagaimana tamiang bisa hidup ekonominya, padahal ada 45 pedagang kaki lima yang bergantung hidup dari berdagang, serta membuka peluang kerja yang sifatnya temporer dan mengurangi tingkat pengangguran yang ada”, ujar Kulok.
Rekayasa Jalan Negara
Padahal jalan lintas negara yang menghubungkan provinsi Aceh ke Provinsi Sumatera Utara, yang sudah baik dan benar, tidak memasuki pasar kota, sebaliknya rekayasa jalan yang dibuat dengan jalur baru menimbulkan kemacetan dan terkesan semrawut, padahal dana yg dianggarkan untuk itu lumayan besar.
Padahal, sebut Kulok, blue print jalan elak sudah ada tinggal dilanjutkan saja, apalagi dengan jalan tersebut, truck dan bus tidak masuk lagi kedalam kota. Jika sudah berjalan baru dibenahi permukiman kota, akan menambah nilai nilai estetika nya. Sebalikbya bukan memporak porandakan tatanan kota.
“Ini Cek, kenapa aku terlambat sampai kesini. Jadi apa yang aku ceritakan semuanya fakta, sebab dalam rapatpun itu yang didengungkan, nanti lah Cek kita sambung kecerita yang lebih dalam dan sangat menarik, tentang apa, siapa H Mursil tersebut”, pungkas Kulok.
Penulis: Syawaluddin (Ketua PWI Aceh Tamiang)
Discussion about this post