Langsa | Dengan dana yang besar untuk membangun bak sampah, pot bunga, dan beberapa fasilitas lain untuk menanggulangi kumuh yang dikucurkan dari Bantuan Dana Investasi (BDI) Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) Kementerian PUPR diduga tidak tepat guna, sebaliknya malah berdampak kumuh.
“Bak sampah yang didirikan Kotaku malah membuat gampong jadi kumuh,” ungkap Pemerhati lingkungan T. Fadly atau akrab disapa Popon kepada wartanusa.id di salah satu warkop di Kota Langsa, Jum’at (03/12).
Lebih jauh, Popon menyebutkan bahwa, selain kumuh kita juga lihat ada yang tidak dimanfaatkan dengan baik, “bak sampahnya yang berada di beberapa gampong di Langsa di gembok dan di rantai,”
Diketahui bahwa sumber anggaran tersebut berasal dari Program Kotaku, Kementerian PUPR RI Tahun 2018 senilai kurang lebih Rp 7.000.000.000,00 (Tujuh Miliar) yang terbagi di beberapa gampong dalam wilayah Kota Langsa.
Kembali Popon menegaskan, “ini kan menghambur-hamburkan uang negara namun pemanfaatannya tidak sesuai harapan,” tegasnya.
Disamping itu, dia juga menilai adanya dugaan dari pihak tertentu untuk menghabiskan anggaran yang sifatnya keuntungan pribadi bagi pemilik pekerjaan.
“Untuk itu saya sebagai masyarakat akan terus mengawasi, agar kedepannya dalam melaksanakan program di Kota Langsa lebih baik,” tandas Popon.
Salah seorang warga Gampong Blang Seunibong, Ridwan (43) mengatakan, “setelah fasilitas ini (bak sampah) telah selesai dibuat, malah makin tambah kumuh, tidak bisa digunakan,”
Lebih-lebih sampahnya malah berserakan tidak diambil dan baknya digembok, “mengakibatkan bau busuk yang menyengat,” sebut Ridwan dengan kesal.(Ryan Mufty)
Discussion about this post